Di era modern saat ini, keberadaan suku-suku tradisonal masih dapat di temui di berbagai tempat terpencil di berbagai negara. Selain jauh dari kemajuan jaman dan hingar bingar kehidupan kota, banyak suku tradisonal masih melestarikan berbagai tradisi dan ritual tak biasa, seperti ritual pemujaan, tolak bala, hingga 'kuliner' ekstrim yang tak biasa.
Salah satu suku tradisional yang masih melestarikan tradisi 'kuliner' ekstrim adalah suku Yanomani, yang hidup di pedalaman hutan hujan Amazon sejak ratusan tahun lalu. Ya, suku tribal ini masih melestarikan ritual ekstrim yang bernuansa kanibal, yaitu makan sup daging manusia.
Walau terkesan menyeramkan, suku Yanomani memiliki alasan tersendiri untuk tetap melestarikan ritual ekstrim tersebut. Tak seperti suku-suku kanibal di film-film Hollywood yang suka 'memangsa' para turis atau warga pendatang, suku Yanomani hanya akan memakan orang dari kalangan mereka sendiri. Dikutip dari laman Boldsky, berikut adalah potret suku kanibal Yanomani.
Sesuai dengan sejarah keberadaan mereka yang telah mencapai ratusan tahun, populasi suku Yanomani cukup besar dan tersebar di 200 hingga 250 desa di seluruh Amazon. Tradisi memakan orang dari saudara sesuku ini juga telah dilestarikan sejak lama. Namun, mereka tentu tak memakan saudaranya hidup-hidup seperti dalam film.
Setiap ada penduduk yang meninggal, jenazahnya akan ditutup dengan daun-daun kering lalu dibiarkan selama 30 hingga 45 hari. Kemudian, tulang-tulangnya akan dikremasi hingga menjadi abu. Abu inilah yang akan menjadi bahan utama sup untuk dimakan bersama-sama dalam sebuah ritual. Abu tersebut dicampur dengan pisang yang telah difermentasi hingga menjadi sup.
Saat ritual dimulai, setiap anggota suku akan duduk berkumpul di sebuah tenda terbuka tanpa busana. Setiap orang wajib mencicipi sup yang disajikan sambil memanjatkan doa. Setiap orang tidak diperbolehkan bangun dari duduknya jika sup yang disajikan belum habis.
Mungkin Anda akan merasa jijik dengan tradisi suku Yanomani ini. Suku Yanomani meyakini bahwa sebenarnya kematian itu tidak ada. Mereka percaya bahwa kematian salah satu anggota suku disebabkan oleh iblis kiriman dari suku lainnya. Untuk melindungi anggota suku lain yang masih hidup, satu-satunya jalan adalah dengan mengkremasi jenazah yang bersangkutan dan memakan abunya.
Itulah sepenggal potret tradisi kanibalisme yang masih dilestarikan oleh suku Yanomani. Bagaimana menurut Anda? Sangat unik bukan?
0 komentar